Selasa, 05 Februari 2013

TITAH SANG RAJA MENUAI PETAKA


KEPERGIAN JAYAPRANA

Tersebutlah kehidupan warga Desa kalianget sudah makmur,cukup sandang dan pangan dalam kehidupan sehari-harinya.Para remaja riang gembira dan selalu saling asah,asuh lan asih,diantara para remaja tersebut ada seorang pemuda yang paling menonjol dalam keseharianya,baik,tampan dan sopan tutur katanya serta baik budipakertinya.Dialah NYOMAN JAYA PRANA seorang pemuda yang yatim piatu.
Tersebutlah sepasang sumai istri dari desa Kalianget,memiliki tiga orang anak.Dua lelaki,satu wanita.Suatu ketika desa Kalianget  tertimpa musibah Gerubug Agung ( gerubug Gede ),situsi desa pada saat itu sangat memperihatinkan,lolongan anjing,kodok,jangrik,burung hantu serta suara cekikikan ,selalu membawa pesan kematian , kesan keangkeran dan mencekam terhadap desa tersebut.Sehari-harinya desa tersebut hanya di selimuti oleh suara tangisan dan histeris dari warga yang sanak keluarganya meninggal dunia.wabah tersebut juga menyerang keluarga sepasang suami istri,satu putra dan satu putrinya,dari keluarga Jaya Prana.Jaya Prana kecilpun menangis "bapa,meme las pesan ninggalin padewekan titiang,napi puaran tittiange mangkin,inggih ratu Batara sarengang padewekan titiange mati".Sambil tertunduk lemas tangisan jaya Prana kecilpun tak pernah berhenti,seakan situasi desa Kalianget bertambah suram dan tragis akibat tangisan Jaya Prana kecil tersebut.Dan tinggalah Nyoman Jaya Prana dalam kesendirian tanpa ayah,ibu dan sanak keluarganya.Melihat kondisi panjak-nya ( rakyatnya ) yang demikian Raja Kalianget menaruh iba dan prihatin terhadapnya.Jaya Prana dipungut dan di ajak hidup di lingkunagan istana raja.
Jaya Prana yang yatim piatu itu punya pakerti sangat baik.Ia sangat penurut dan rajin.Raja pun sangat sayang terhadapnya.Jaya Prana kecil tumbuh menjadi renaja yang gagah dan tampan.Tidak sedikit dayang-dayang dan teman sepermainannya tertarik padanya.Namun Jaya Prana tidak membalas cinta mereka.
suatu hari Jaya Prana Diizinkan keluar istana untuk berekreasi.Sambil menyusuri desa ,Jaya Pranapun menjadi perhatian para gadis dan pemuda pemudi di desa tersebut,tanpa di rasa sampailah dia di suatu pasar.Para pedangang tertuju pada sosok pria tampan nan gagah,sambil menjajakan daganganya "jero-jero anak lanang bagus jero,tumasin je tiang abedik jero,"para pedagang tersebut seakan mengiba untuk bisa mengobrol lebih lama pada pria tampan nan gagah tersebut,dan jaya prana pun membalas dan menolak dengan sopanya.Sampailah jaya prana bertemu dengan sosok seorang gadis yang jelita di pasar itu,jaya prana tertegun dan bengong menatap kemolekan dan kecantikan gadis tersebut ,dalam hati jaya prana berkata " Sire ke Kelap kelip uli bedaja,mabok lantang,meselandang sutra,bankiangne acekel gonde layu,pamulune langsinglanyar"sampai di tersadar dan menghampiri pada gadis tersebut.Jaya prana bertanya dengan sopanya dan berkata"jero-jero anak istri,yening dados tiang uning sire paraban jero ?,sang gadispun berbalik dan tertegun, dihadapanya ada seorang pemuda yang tampan,jaya pranapun mengulang bertanya kepada gadis tersebut"jero-jero anak istri,yening dados tiang metaken sireke paraban jero lan dije umah jerone ?bagitu dia tersadar sang gadis pun tersipu malu sambil menjawab"jero-jero anak lanang, paraban tiang wantah Ni Layon Sari tiang pianak Jero Bendesa saking banjar sekar.dan Ni Layon Sari pun balik bertanya "men yenig ragane sireke paraban jero anak lanang ?,dijawablah oleh pria tersebut "paraban tiang wantah I Nyoman Jaya Prana saking desa Kalianget.Singkat cerita mereka pun saling jantuh cinta,samapi pada akhirnya I Nyoman Jaya Prana,menghadap kepada raja mengutarakan keinginannya,untuk melamar seorang gadis yang beranama Ni Layon Sari.Mendengar keinganan jaya prana,rajapun sangat bahagia,kesokan harinya raja memberikan surat yang ditujukan kepada jero bendesa,yang di bawa oleh jaya prana.Isi surat tersebut adalah,agar jero bendesa mengijinkan putrinya Ni Layon Sari di peristri oleh Jaya Prana.Dikarenakan jero bendesa sudah tahu akan tingkah laku jaya prana dan juga putrinya sangat mencintai jaya prana,maka dengan senang hati jero bendesa mengijinkan putrinya di peristri oleh jaya prana.
Rencana perkawinan jayaprana dan layonsari dibahas dalam sidang istana yang dihadiri para patih dan prebekel serta abdi istana lainya.Dalam sidang di sepakati hari perkawinan sepasang pemuda-pemudi,yakni SELASA UMANIS (LEGI ) WUKU KUNINGAN.Sedangkan rumah dan perlengkapanya,raja memerintahkan para abdi untuk bergotong royong membuatnya.
Pada Selasa Umanis Wuku Kuningan,pernikahan jayaprana dan layonsari berlangsung meriah.Sepulang dari pernikahanya di Banjar sekar,pasangan suami istri yang diiringi para abdi istana dan warga Kalianget tersebut menghadap raja,memohon doa restu.
Raja sangat terpesona dengan kemolekan Layonsari.Seketika ia terdiam seribu bahasa.Ia bahkan seperti tidak merestui pernikahan keduanya.
Jayaprana dan Layonsari pun memohon diri dari istana menuju tempat tinggal yang disediakan di luar istana.
Berhari-hari Rajapun tetap membisu tidak seperti biasanya,sambil duduk disinggasananya.Para abdi istana dan patihnya kebingungan melihat junjunganya seperti demikian.Yang pada akhirnya ada seorang prebekel tanggap dan dengan licinya memberitahu raja bagimana cara merebut Layonsari,Jayaprana jelas harus di musnahkan terlebih dahulu.Mendengar ada saran seperti itu,rajapun sangat senang krn akan memenuhi tujuanya,dikarenakan sudah gelap mata rajapun menyusun trik dan rancana yang sangat licik.Beberapa hari kemudian di undanglah para patih dan prebekel lainya untuk mendiskusikan masalah yang ada.Dalam paruman tersebut hadir pula Nyoman Jaya Prana.Isi paruman tersebut adalah memerintahkan Jayaprana beserta patih dan prebekel untuk pergi ke Celuk Terima,mencek perahu pecah dan hancur.
Jayaprana sesunguhanya berat hati meninggalkan sang istri.Maklum bulan madu baru saja berlansung.Namun apa daya, perintah sang raja jungjunganya haruslah dituruti.
Pada malam hari dimana ke esokan hari jayaprana akan berangkat,dalam tidurnya layonsari pun bermimpi sangat buruk.Dalam mimpinya rumahnya di hanyutkan air bah yang sangat dasyat.Keesokan harinya layonsari sambil menangis dan memohon kepada jayaprana untuk membatalkan kepergianya " Bli,kalau bisa,saya mohon jangan pergi jauh,meninggalkan saya sendirian,karena tadi malam saya bermimpi pertanda sangat buruk yang bakal menimpa diri kita "jayaprana pun berkata kalaupun kita tinggal,di rumah batu yang cadas,rumah besi, kalau sudah takdir dari sang pencipta pastilah tidak bisa di hindari".Begitulah kata kata terahkir Jayaprana sambil meninggalkan sang istri yang masih terus menangis tidak rela ditinggalkan oleh suaminya tercinta.

Asapuniki Dumun Benjangan Malih Lanturang Suksma

Om santi,santi,santi om



Sabtu, 02 Februari 2013

Kisah Jaya Prana Episode II ( Desa Alas Arum menjadi Desa KALIANGET )

KALAHNYA KALA TIGA

Hujan yang terjadi lebih kurang tujuh hari tujuh malam,meyebabkan  KALA TIGA dan pengikutnya lari mencari tempat yang lebih aman.akibat dari kesaktian keris KAYOHANA pusaka Dalem Ngurah Kaleran pemberian Dalem Gegel,meyadarai musuhnya sudah hilang dan menyerah maka diambil dan disaungkanlah keris pusaka KAYOHANA tersebut.
perlahan tapi pasti langit Desa Alas Arum mulai cerah, udara berhembus dengan segarnya,burung-burung mulai berkicau,anjing tidak melolong seperti membawa pesan kematian dan keangkeran,warga mulai berani keluar rumah dengan wajah sumringah tanpa rasa ketakutan tuk menyambut kemenangan terhadap KALA TIGA.
Dalem Ngurah Kaleranpun Dinobatkan sebagai Raja Desa Alas Arum
Oleh karenanya Dalem Ngurah Kaleran memerintahkan warganya untuk memulai membabat hutan dan menebang kayu untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan,dengan saling bahu- membahu warga pun mulai bekerja dengan penuh suka ria tanpa kenal lelah,yang ada hanya satu tekad bekerja untuk anak cucu dan generasi penerusnya,di lain pihak sebagian warga di perintahkan untuk membangun tempat- tempat suci  seperti Pura Manik Galih ( terkadang disebut Manik Galuh ), Pura Jaran Guyang ( Pasupati ), Pura Tugu Dan Candi.
Bila malam tiba warga sudah bisa bersenda gurau setelah seharian bekerja,Geguritan perlambang Gita Suci untuk memuji kebesaran Tuhan mulai terdengar untuk mengiringi malam hari ,para istri dan anak -anak sudah bisa tertidur lelap tanpa rasa takut.
besok paginya warga mulai bercocok tanam dengan menanam palawija dan padi.Hari demi hari bulan berganti bulan warga mulai bingung, karenanya hasil dari pertanian mereka tidak mengasilkan dengan baik dan maksimal,karena air tidak tersedia dengan baik walaupun ada air yang mengalir hawanya panas sangatlah tidak cocok untuk pertanian.Wargapun menghadap Kepada Rajanya dan berkata "Gusti tolonglah kami rakyatmu, hasil panen kami sangat tidak mungkin untuk bertahan hidup,karena air yang ada hawanya panas.
Sudilah kiranya Gusti Menggunakan kesaktian gusti."Rajapun bersabda wahai rakyatku maafkanlah Rajamu,tidak bisa mengabulkan permohonan kalian,marilah kita cari jalan yang lain.karena raja sudah bersabda demikan,wargapun pulang dengan rasa sedikit kecewa.
hari berganti hari hujan yang di harapkan masih terlalu jauh akan tibanya,sedangkan warga harus bisa bertahan hidup dengan berharap panen lebih baik,namun pada kenyataanya malah lebih buruk.
Warga berkumpul lagi,tuk mencari jalan keluar.Yang akhirnya di sepakati untuk menghadap kepada sang raja,maka berangkatlah warga menemui Rajanya dengan permohonanan yang sama,dan akhirnya Rajapun menolak lagi permohonan tersebut.Namun karena warga sudah tidak tahan lagi dengan kondisi yang semakin parah,maka warga kembali menghadap Rajanya"Rajapun bersabda wahai wargaku kerana engkau terus memohon dan akupun tidak punya jalan keluarnya maka kukabulkan permohonan wargaku semua,warga tersenyum dan megharapkan perubahan yang baik,maka di titahkanlah warga untuk membabat hutan yang di sebelah timur desa Alas arum,warga mulai bekerja,dengan alat yang seadanya warga membabat hutan,para binatang penguni hutanpun lari entah kemana,termasuk para pengikut KALA TIGA yang semakin dendam terhadap Dalem Ngurah Kaleran ( Raja Alas Arum ) setelah dirasa semua sudah cukup oleh raja,maka sekali lagi Dalem Ngurah Kaleran membuktikan kesaktian keris pusaka KAYOHANA,dan di tancapkanlah keris tersebut ketanah,di ikuti suara gemuruh,seakan bumi akan runtuh,sejurus kemudian air mengalir bagaikan air bah dengan mengikuti alur sungai yang telah di buat oleh warga sebelumnya.
Wargapun bersorak gembira,melihat warganya gembira rajapun tersenyum walaupun mungkin beliau sudah tahu akan akibat yang bakal menimpanya.sedangkan sungai yang di buat oleh raja di beri nama sungai MENDAUM atau KALIANGET.
Oleh sebab itu desa Alas Arum perlahan tapi pasti berubah menjadi Desa KALIANGET,semata untuk menghargai jasa-jasa Dalem Ngurah Kaleran dan Warga Alas Arum.
Alkisah warga sudah bisa merasakan dampak dari sungai MENDAUM,hidup makmur cukup sandang dan pangan,hasil panen mereka sudah bisa dijual di pasar, tepatnya di pasar BANJAR ( Peken BANJAR ).

Untuk Selanjutnya RUNTUHNYA KERAJAAN KALIANGET JAYAPRANA LAYON SARI TINGGAL LEGENDA BERSAMBUNG " OM SANTI SANTI SANTI OM "