Rabu, 30 Januari 2013

Kisah Jaya Prana

Desa Kalianget,Kecamatan Seririt,Kabubaten Buleleng begitu masyur lewat kisah Jayaprana-Layonsari.Meski banyak yang menyatakan drama percintaan ini cuma legenda biasa,namun kita sebagai masyarakat asli Desa Kalianget sangat mempercayai keberadaan tersebut,untuk itu saya akan blog lagi kisah tersebut semata mata untuk menumbuhkan lebih dalam lagi rasa cinta terhadap Desa Kalianget tempat dimana kita dilahirkan dan di besarkan.

Sampai kini bangunan-bangunan yang dianggap berkaitan dengan kisah masyur Jayaprana-Layonsari masih berdiri tegak.Misalnya Pura Jaran Guyang,Lesung Jayaprana,Pura Prabu dan masih banyak lagi yang belum kita tahu.
 Alkisah,Desa Kalianget yang dulu bernama Alas Arum adalah tempat kelahiran Jayaprana.Pada masa lampau,Desa yang kini terkenal dengan sederetan masalah sosial dsb,dikuasai oleh Kala Tiga yakni Kalamertyu,Kalanjaya,dan Kalantaka.Ketiganya paling senang bikin malapetaka yang sangat heboh lewat kesaktiannya. Bahkan saking saktinya,para Dedemit,Lelembut,Gamang dan Memedi yang kesemua mahluk halus takluk setengah mati pada tiga kala ini.
 Maka tersebutlah pada kala itu seoarang raja dari Puri Gelgel Klungkung menaruh perhatian khusus terhadap warga Alas Arum yang hidupnya tak pernah tenang gara-gara ulah Kala Tiga.Gara-gara Kala Tiga juga,desa yang rimbun dengan pohon kayunya itu kian seram dan angker.Dalem Gelgel lantas memerintahkan Dalem Dasar Agung untuk datang ke Alas Arum yang terletak di Den Bukit ( Buleleng ),Dalem Dasar Agung yang di iringi sekitar 200 prajurit dari Kaba-Kaba,selain di lengkapi ilmu kedigdayaan,juga senjata mematikan.Tujuan mereka tak lain Alas Arum.
 Di desa itu mereka membabat hutan dan mendirikan sejumlah bangunan suci,taman dan rumah tempat tinggal,serta membuat ladang tempat bertanam.Akibatnya,para dedemit,memedi,lelembut dan gamang para pendukung kala tiga yang berkuasa kala itu manjadi marah besar,karena pohon tempat tinggalnya di babat oleh prajurit Dalem Dasar Agung.
 Dengan kesaktian yang dimiliki,Kala Tiga mengamuk dan menyebarkan gerubug gede,sepnajang hari warga menguburkankan mayat tanpa putusnya,bila malam tiba,lolongan anjing meraung raung,disertai burung gagak,suara kodok,jangkrik dan suara cekikikan ketawa dari Kala Tiga,wargapun tidak berani keluar malam,namun besok paginya pasti ada yang meninggal.Dan pada akhirnya dua kesaktian yang berlawanan milik sekelompok manusia berhadapan dengan kesaktian mahluk halus.Sejumlah prajurit utusan Gelgelpun tak bisa menandingi dan tiap hari jumlah mereka semakin tipis dan hampir habis.Dalem Dasar Agung pun khawatir  dan sejumlah prajurit yang tersisa diutus menghadap Raja Dalem Gelgel di Puri Klungkung untuk minta bantuan.
 Maka berangkatlah utusan prajurit tersebut,alkisah sampailah utusan tersebut di Puri Gelgel Klungkung,di hadapan sang Raja utusan tersebut kejadian yang menimpanya dan jungjunanya.
 Permasalahan yang dihadapi Dalem Dasar Agung itu membuat Dalem Gelgel prihatin berat. Maka di perintahkanya Dalem Ngurah Kaleran untuk membantu Dalem Dasar Agung.Dalem Ngurah Kaleran yang di persenjatai keris pusaka Aji Kayohana dan diringi ratusan prajurit menelusiri hutan menuju desa Alas Arum di Denbukit.
 Ilmu kesaktian Dalem Ngurah Kaleran memang lebih tinggi ketimbang milik Dalem Dasar Agung.Karenanya, di tengah perjalanan,juga Dalem Ngurah Kaleran selalu mengucapkan bait-bait mantra yang mampu membangkitkan kesaktian.Di sebuah desa di wilayah culik,Karangasem,beliau sempat membuktiksn kesaktian ilmu dan keris pusaka miliknya,berhasil menundukkan lawanya.Wilayah desa itu hingga kini dikenal dengan sebutan Purwabaya atau Purbaya.
 Di desa Alas Arum,Dalem Ngurah Kaleran diselimuti rasa duka campur geram karena pendahulunya Dalam Dasar Agung telah wafat.Setelah itu Dalem Ngurah Kaleran dan prajuritnya membangun bangunan suci yang di berinama Pura Prabu.Di pura ini di gelar upacara ritual dengan sejumlah sesajen dengan sarana gada dupa atau berbagaimacam bunga yang serba wangi dan suci.
 Sejurus kemudian Keris pusaka Aji Kayohana pemberian Dalem Gelgel tertancap dan terendam air.Suara gemuruh menggelegar,kilatan petir pun menyambar sejumlah tempat di Desa Alas Arum.Hujan tercurah dengan le-batnya selama kurang lebih tujuh hari tujuh malam.
 Kala Tiga dengan para wong samarnya takmampu menandingi kesaktian Dalem Ngurah Kaleran .Kesaktian itu,terutama dipancarkan dari keris pusaka pemberian Dalem Gelgel.Kala Tiga beserta pengikutnya terbirit-birit pergi dan menyebar ke berbagai desa yang di anggap aman.

Aspuniki Dumun Benjang malih lanturang mhn masukanya,
Om Santi,Santi,Santi,Om 
 


2 komentar:

  1. om swastiastu,

    Tulisan niki bagus sekali, perlu disebarluaskan untuk informasi bahwa jaya perana bukan sekedar kisah fiksi atau mitologi msyarakat desa Kalianget.. Karena pengalaman tyng diluar kebanyakan orang tahu kali Jara Prana berasal dari Buleleng Barat(mungkin karena kuburannya ada di Teluk Terima)...

    Niti tulisan kalau boleh tau narasumbernya dari mana, adakah lontar ato peninggalan sejarahnya yang masih bisa dijadikan bukti kuat kisah ini.

    suksma
    salama Rahayu..

    BalasHapus